"Kenapa Ti?" Tanya ibu Tita sesampainya ia kerumah.
"Ibu, maaf, hari ini ulang tahun ibu, tadi Tita ingin membelikan ibu rambutan. Tapi sudah setengah jalan Tita berjalan, ada sepeda motor yang lewat dan mengenai kantong plastik ini, buah rambutan tadi terjatuh, berserakan di jalan, ada yang terlindas kendaraan lain, ada yang jatuh ke parit. Hanya sebagian kecil ini yang bisa Tita selamatkan. Maaf ya Ibu."
Ibu nya memandang Tita dengan penuh rasa sukacita sekaligus iba. Iba seakan teringat bahwa gadis kecilnya sudah tidak memiliki Ayah. Sementara itu, Tita harus ikut merasakan kesusahan semenjak kecil.
Tanpa ingin berbasa-basi, sang ibu mendekati Tita, mengambil kantong plastik itu, sambil tersenyum lebar dan berkata
"Ini sudah lebih dari cukup. Tita ada disini bersama Ibu sudah lebih dari cukup, mari kita makan bersama."
Ibu dan anak ini, menyantap buah rambutan yang hanya tinggal beberapa biji itu bersama-sama, sambil tertawa-tawa, dan bernyanyi-nyanyi. Kebetulan suara sang Ibu indahnya bukan main, lagu yang dinyanyikannya pun juga indah bukan main, begini bunyinya
Lihat rembulan
Lihat matahari
Sinarnya terang menerangi mu beserta samudera
Lihat bintang - bintang
Lihat kunang - kunang
Sinarnya kecil namun menyatu menerangimu beserta angkasa
Lihat dirimu
Lihat hatimu
Sinarmu besar menerangiku
Jangan takut
Jangan gelisah
Pegang tanganku langkahkan kaki terangi jagad semesta
Ini bukan elegi
Hanya senandung penghiburan
Kau milik ku, apalagi yang kupinta? Tidak ada
Kau cahaya hatiku.
Kez
Ditulis diperpustakaan kampus, diiringi petikan gitar monoman yang menyembuhkan hati, sambil teringat Ibuku dan cita-citaku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar